Selasa, 06 Juni 2017

Boneka Pinokio " Hidung Anak Nakal "

Pinokio " Hidung Anak Nakal "

Hidung Anak Nakal

Dari Pinocchio

Waktu tengah menuju sekolah satu hari, si bocah kayu kecil, Pinokio, berjumpa dua orang jahat yang meyakinkannya untuk berhimpun dengan grup pertunjukan boneka. Pinokio tampak di panggung serta bikin takjub pemirsa karna menari tanpa ada tali. Klik


Malam itu, Pinokio tidak sabar menginginkan pulang serta memberitahukan ayahnya, sang pemahat Gepeto, mengenai pertunjukannya.


“Pulang? ” kata Sromboli sang dalang, sembari menyeringai. “Lucu sekali. ”

happy4childs. blogspot. comIa mencapai badan Pinokio serta melemparkannya kedalam sangkar burung. Lantas mengunci gemboknya serta meninggalkan Pinokio seseorang diri dibagian belakang kereta.


Tidak lama kemudian, Jimmy Jangkrik sukses menguber kereta itu serta melompat ke belakang. “Seharusnya saya mengawasimu, ” kata Jimmy yang sudah ditunjuk oleh Peri Biru untuk jadi hati nurani Pinokio.


Pinokio serta Jimmy memandang ke luar kereta kearah langit yang disinari sinar bintang. Satu bintang berpendar jelas serta mulai melesat turun menuju kereta. Cahaya bintang yang berputar-putar itu berhenti di depan sangkar Pinokio, lantas nampaklah Peri Biru.


“Hei, Pinokio, ” tuturnya. “Mengapa kau tidak bersekolah? ”


“Ya, begini, ” jawab Pinokio pelan, “tadinya saya punya maksud ke sekolah, namun saya berjumpa seseoarang…”


“Bertemu seorang? ” kata Peri Biru.


“Benar, ” lanjut Pinokio. “Dua monster besar dengan mata hijau melotot! ”


“Kau tidak takut? ” Bertanya Peri Biru.


“Tidak, Bu, ” jawab Pinokio tandas. “Tapi, mereka mengikatku dalam karung besar! ”


“Masa…? ” Bertanya Peri Biru serius.


Pinokio selalu berbohong, serta setiap saat ia berbohong, hidung kayunya jadi bertambah panjang. Hidung itu selalu memanjang, hingga menjulur ke luar sangkar serta di ujungnya tumbuh daun. Diantara dedaunan itu ada sarang burung, diisi satu keluarga burung.




“Lihat, hidungku! ” teriak Pinokio. “Kenapa hidungku? ”


“Mungkin kau tidak menyampaikan yang sesungguhnya, Pinokio, ” kata Peri Biru. “Begini, satu kebohonganakan jadi bertambah besar hingga tampak sejelas hidung di wajahmu. ”


Pinokio ketakutan. “Aku takkan pernah berbohong lagi. Saya berjanji! ”


“Aku bakal memaafkanmu sekali ini, ” kata Peri Biru. “Tapi, ini paling akhir kalinya saya dapat menolongmu. Ingat, seseorang bocah yang tidak ingin jadi anak baik mungkin saja tambah baik tetaplah jadi kayu. ”

Peri Biru mengetuk hidung Pinokio dengan tongkat ajaibnya, lantas ia menghilang.


Hidung Pinokio kembali normal, serta kunci kunci gembok sangkar dengan ajaib terbuka sendiri. Pinokio bebas menguber yang diimpikannya jadi seseorang anak sungguhan. Yang diimpikan itu bakal jadi fakta sepanjang ia tetaplah jujur.

“Aku bakal memaafkanmu sekali ini, ” kata Peri Biru. “Tapi, ini paling akhir kalinya saya dapat menolongmu. Ingat, seseorang bocah yang tidak ingin jadi anak baik mungkin saja tambah baik tetaplah jadi kayu. ”

Peri Biru mengetuk hidung Pinokio dengan tongkat ajaibnya, lantas ia menghilang.


Hidung Pinokio kembali normal, serta kunci kunci gembok sangkar dengan ajaib terbuka sendiri. Pinokio bebas menguber yang diimpikannya jadi seseorang anak sungguhan. Yang diimpikan itu bakal jadi fakta sepanjang ia tetaplah jujur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar